PENDAHULUAN
Kearifan lokal sering juga disebut sebagai
kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan setempat (local
knowledge) atau kecerdasan setempat (local genius). Secara umum kearifan lokal diartikan sebagai
pandangan hidup dan pengetahuan serta
berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh
masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam memenuhi
kebutuhan mereka yang meliputi seluruh aspek kehidupan seperti, agama, ilmu pengetahuan ekonomi,
teknologi, organisasi sosial, bahasa serta kesenian,dapat berupa
tradisi,petatah-petitih,atau semboyan hidup.Sistem tersebut kemudian menjadi
bagian dari cara hidup yang mereka hadapi.Berkat kearifan local,mereka dapat
melangsungkan kehidupanya bahkan dapat berkembang secara berkelanjutan.
(Permana,2010)
Jati diri sebuah
bangsa tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui sebuah proses dan
perjuangan yang panjang. Pengolahan lokalitas menjadi nasionalitas adalah
pengolahan identitas suku, agama dan golongan yang pluralis menyatu sebagai
sebuah bangsa dalam proses menjadi budaya“Bhineka Tunggal Ika” yang berhasil
diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Meskipun demikian, sebagai sebuah
nation-state, sebetulnya kesadaran kebangsaan telah ada sejak tahun 1928,
ketika Sumpah Pemuda diikrarkan yang menyatakan bahwa: satu bangsa, satu tanah
air dan menjujung bahasa persatuan itu Indonesia. Di sinilah proses menjadi Indonesia
dimulai (Alfian, 2011).
PEMBAHASAN
3.1 Peran Kebudayaan
dalam Pembentukan Karakter dan Jati Diri Bangsa
Kebudayaan mencakup aspek yang sangat luas
yang tercermin dalam perilaku dan karya
anak bangsa mulai dari yang spesifik seperti karya seni dan karya-karya umum
seperti system perekonomian,pendidikan, dan pertanian yang merupakan jati diri
bangsa Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri.Kekayaan dan keunikan bangsa
Indonesia perlu dijaga dan dilestarikan.
Menurut Prof. Dr. Daoed Joesoef (mantan menteri Pendidikan dan Kebudayaan),
“kebudayaan sebaiknya tidak dibiarkan berjalan, tumbuh dan berkembang tanpa
perhatian dan bimbingan, lebih-lebih bila ia diharapkan berperan di dalam
pertumbuhan manusia secara individual dan perkembangan masyarakat di mana
manusia tersebut berdiam”. Pemerintah dan masyarakat memiliki tanggung jawab
dalam memajukan kebudayaan.
Bila kita melihat
contoh yang baik dari peran kebudayaan dalam membangun bangsa,dapat dilihat
dari pengalaman Korea Selatan dalam membangun bangsa dan negaranya.Buku yang
berjudul “Kebangkitan Peran Budaya” yang merupakan terjemahan dari buku aslinya
“Cultures maters How Values Shapes Human Progress” yang menjelaskan tentang
bagaimana pentingnya peran budaya dalam membangun sebuah Negara.Dalam buku
tersebut dijelaskan bagaimana dua Negara yaitu Ghana dan Korea Selatan yang
pada tahun 1960-an sama-sama memiliki kondisi ekonomi yang serupa.Kedua Negara
tersebut memiliki tingkat Produksi Domestik Bruto yang sama perkapitanya dan
menerima bantuan dengan jumlah yang sama pula.Tetapi yang membedakan kedua
Negara tersebut adalah kondisi perekonomian pada masa sekarang.Korea Selatan
berhasil menjadi raksasa industry dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke-14
didunia.,perusahaan-perusahaan multi-nasionalnya berkembang,berhasil mengekspor
mobil,barang-barang elektronik dan barang-barang hasil pabrik lainya dalam
jumlah besar,serta pendapatan perkapitanya mendekati Yunani.
Namun, apa yang
terjadi dengan Ghana ? Produksi Domestik Bruto perkapitanya sekarang hanya
seperlima dari Korea Selatan.Mmeang banyak factor yang berperan,tetapi menurut
para ahli dalam hal ini budaya memiliki peran yang sangat besar.Orang Korea
Selatan menghargai hidup hemat,berani berinvestasi,kerja keras, memperhatikan
pendidikan,dan memiliki disiplin yang tinggi.Sedangkan orang-orang Ghana tidak
memiliki nilai-nilai yang dimiliki orang-orang Korea Selatan.Dapat dikatakan
bahwa budaya atau adat istiadat sangat mempengaruhi cara-cara masyarakat agar
dapat berhasil atau gagal dalam mencapai kemajuan perkembangan ekonomi dan
demokrasi politiknya.
3.2
Peran Kearifan Lokal dalam Pembentukan Karakter dan Jati Diri Bangsa
Kearifan Lokal atau
Local Wisdom merupakan kekayaan budaya masyarakat suku-suku bangsa yang
memiliki potensi dalam membentuk karakter dan jati diri bangsa.Misalnya
Demokrasi.Hampir setiap etnis atau suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki
kearifan local tentag Demokrasi.Sejak Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus tahun
1945,Undang-Undang Dasar tahun 1945 telah memberi gambaran bahwa Indonesia
adalah Negara demokrasi.Namun,sesungguhnya demokrasi sebagai tonggak masyarakat
sudah dijalankan sejak lama diberbagai daerah di Indonesia.Misalnya di
Minangakabau dan Betawi.
Masyarakat
Minangkabau menyebut daerahnya dengan sebutan “alam” atau “ranah”.Sedangkan
falsafah hidup orang Minang adalah “Alam takambang jadi guru”.Ungkapan ini
merupakan manifestasi masyarakat Minang dalam menjalankan kehidupan.Pola asuh
dan penanaman penanaman adat istiadat dilakukan melalui tradisi lisan dan
tradisi tulis dalam bentuk analog.Alam dengan segala isinya menjadi sebuah
wacana pembelajaran hidup bagi masyarakat Minang.
Sesungguhnya adat
Minang adalah suatu konsep kehidupan yang dirangcang dan dipersiapkan oleh
nenek moyang mereka untuk anak cucunya demi mencapai kehidupan yang bahagia
didunia dan diakhirat.Ajaran-ajaran tersebut bertujuan untuk membentuk individu
yang berbudi luhur,manusia yang berbudaya dan beradab.Terdapat empat unsure
yang harus dipatuhi oleh masayrakat Minang agar dapat membentuk masyarakat yang
sakato (sekata,sependapat atau semufakat).Keempat unsur tersebut adalah Saiyo sakato,Sahino samalu,Anngo tango, dan
Sapikue sajinjiang yang artinya
Seiya-sekata,Sehina-semalu,angga-tangga atau berjenjang dan Sepikul-sejinjing.Perbedaan
pendapat adalah hal yang wajar bagi orang Minang,oleh karena itu harus
dicarikan penyelesaian atau jalan keluarnya dengan cara musyawarah.Keputusan
tidak harus bulat tetapi harus menghargai pendapat orang yang
berbeda-beda.Selain itu adat Mianang juga mengajarkan untuk membiasakan
berembuk atau musyawarah dengan lingkungan meskipun menyangkut masalah pribadi.
Dalam masyarakat
Minang semua tugas menjadi tanggung jawab bersama.Sifat gotong-royong sudah
menjadi suatu keharusan.Saling membantu dan menunjang merupakan kewajiban
bersama.Kearifan local masyarakat Minang lainya dapat dilihat dari basa-basi
atau sopan santun,kesetiaan,tenggang rasa,disiplin,adil,dan hemat.Dalam bergaul
orang Minang selalu mengutamakan sopan-santun.Budi pekerti merupakan salah satu
ukuran martabat seseorang.Sebab,sejak berabad-abad yang lalu adat Minang telah
mengatur bahwa moralitas suatu bangsa sudah rusak,maka sudah dipastikan bahwa
kelak bangsa tersebut akan binasa dan hancur ditelan zaman.
Selain suku Minang,suku
Betawi merupakan salah satu suku bangsa yang memiliki keunikan tersendiri.Suku
Betawi merupakan campuran dari beberapa suku bangsa baik suku bangsa asli
Indonesia ataupun suku bangsa dari luar negeri seperti Arab,Cina,dan
Eropa.Perkawinan campuran merupakan salah satu penyebab semakin mencairnya
identitas etnis yang menghuni kota Batavia tersebut.Sebagai suku bangsa
campuran,terlihat dari budaya,agama dan kepercayaan,bahasa dan
ungkapan,tradisi,system kekerabatan,system mata pencaharian,dan system social.
Orang Betawi memiliki sifat keterbukaan yang tercermin dari bahasanya.Selain itu dari segi bahasanya orang betawi juga memiliki karakter lain seperti lugas,egalitarian atau tidak membedakan strata,kosmopolitas,humoris,ramah serta jenaka.Beberapa ahli berpendapat bahwa bahasa suatu suku dapat mencerminkan karakter dari suatu suku bangsa itu sendiri.Selain bahasa,system social dan kemasyarakatan masyarakat Betawi yang multicultural juga menunjukan bahwa mereka mempunyai nilai positif yang menonjol,yaitu nilai toleransi dan gotong-royong yang tinggi.Contohnya dapat kita lihat secara langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat Betawi yang begitu erat terutama ketika meraka sedang mempunyai suatu acara atau hajat.Selain itu masyarakat Betawi juga mempunyai tradisi yang disebut dengan tradisi Andilan yang merupakan tradisi gotong-royong beberapa keluarga dalam masyarakat betawi untuk mengumpulkan uang dengan tujuan membeli seekor atau beberapa ekor kerbau tergantung jumlah peserta Andilan.Dalam tradisi Andilan selain mencerminkan nilai gotong-royong juga menunjukan bahwa masyarakat Betawi begitu menjunjung tinggi kerukunan antar warganya.
Kerukunan,gotong-royong,toleransi
dan lain sebagainya yang biasa disebut dengan moralitas merupakan kearifan
local daerah di Indonesia yang sejak beribu-ribu tahun yang lalu sudah
diajarkan oleh nenek moyang dari masing-masing suku di Indonesia.Itu berarti
kearifan local adalah aspek penting yang mendasari terbentukanya karakter dari
masyarakat Indonesia yang kemudian mencerminkan karakter bangsa Indonesia
juga.Tanpa adanya moralitas dari penduduknya,bangsa Indonesia tidak akan
memiliki karakter-karakter luhur yang sampai sekarang masih tersohor didunia.
3.3 Peran Pancasila
dalam Pembentukan Karakter dan Jati Diri Bangsa
Pancasila sebagai
sebuah landasan etika dan budaya merupakan cerminan dari kepribadian bangsa
yang dapat memberikan kebanggaan kepada bangsa Indonesia dan dapat membedakan
kebudayaan bangsa Indonesia dengan kebudayaan-kebudayaan lain didunia.Dari
kelima sila yang terdapat dalam pancasila dapat ditarik satu garis yang
merupakan inti dari kelima sila tersebut,yaitu gotong-royong.Gotong-royong
adalah semangat kebersamaan social khas Indonesia dan merupakan roh bangsa
Indonesia.
Mengacu pada “Startegi
Pembangunan Karakter dan Pekerti Bangsa” yang dikeluarkan oleh Direktorat
Pembangunan dan Pekerti Bangsa,Direktorat Jendral Nilai Budaya Seni dan
Film,Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, menyatakan bahwa ada empat elemen
penting sebagai unsur pembentuk karakter
dan pekerti bangsa yaitu Nilai-nilai luhur,budi pekerti,karakter dan jati
diri.Nilai-nilai luhur yang dimaksud adalah nilai-nilai yang relevan dengan perkembangan masyarakat,seperti nilai
ekonomi,nilai budaya,nilai politik,maupun nilai etika dan estetika hidup
disuatu komunitas atau etnis.Sementara budi pekerti merupakan aspek nilai-nilai
dalam tingkah laku seseorang baik berupa pikiran,perkataan maupun
perbuatan.Budi pekerti mulai tumbuh dari anak-anak yang kemudian lambat laun
menjadi suatu cirri yang menetap dan konsisten,sehingga bias menjadi
karakter.Sedangkan Jati diri adalah cirri khas berdasarkan sifat atau tingkah
laku baik secara perorangan atau kelompok.Jati diri berarti penilaian dari
pihak luar terhadap seseorang atau kelompok yang mengamatinya.Berbeda dengan
karakter yang bukanlah sesuatu yang secara alamiah atau dibawa sejak lahir
,tetapi karakter merupakan suatu proses yang dipengaruhi berbagai masukan yang
diterima dari lingkunganya,mulai dari keluarga,pertemanan,sekolah maupun
lingkungan kerja dan masyarakat.
KESIMPULAN
·
Kebudayaan mencakup aspek yang sangat luas
yang tercermin dalam perilaku dan karya
anak bangsa mulai dari yang spesifik seperti karya seni dan karya-karya umum
seperti system perekonomian,pendidikan, dan pertanian yang merupakan jati diri
bangsa Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri.Kekayaan dan keunikan bangsa
Indonesia perlu dijaga dan dilestarikan
·
Kerukunan,gotong-royong,toleransi
dan lain sebagainya yang biasa disebut dengan moralitas merupakan kearifan
local daerah di Indonesia yang sejak beribu-ribu tahun yang lalu sudah
diajarkan oleh nenek moyang dari masing-maisng suku di Indonesia.Itu berarti
kearifan local adalah aspek penting yang mendasari terbentukanya karakter dari
masyarakat Indonesia yang kemudian mencerminkan karakter bangsa Indonesia juga.
·
Panacasila meupakan
cerminanan dari kepribadian bangsa yang pada intinya hanya memiliki satu azas
yaitu gotong-royong. Gotong-royong adalah semangat kebersamaan social khas
Indonesia dan merupakan roh bangsa Indonesia.
·
Terdapat empat
elemen penting sebagai unsur pembentuk
karakter dan pekerti bangsa yaitu Nilai-nilai luhur,budi
pekerti,karakter dan jati diri.
REFERENSI